Tampilkan postingan dengan label Agama. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Agama. Tampilkan semua postingan

Minggu, 13 Februari 2022

NU Menuju 100 Tahun Kedua

Pikiran ini dituliskan dengan niat sebagai lamaran cinta mendalam kepada organisasi Nahdlatul Ulama (NU) dan penghormatan dan pemuliaan kepada para muassis dan masyayikh NU. Tidak mungkin penulis sebut sebagai kontribusi pikiran untuk pengurus NU di berbagai tingkatan pada periode kepemimpinan KH. Miftahul Achyar dan KH Yahya Cholil Staquf saat ini, karena catatan ini lebih didedikasikan sebagai kepedulian penulis selaku santri yang dilahirkan dalam kultur NU, dibesarkan oleh tradisi NU, dan dididik dengan cara NU. Kepedulian penulis pada NU dan Nahdliyyin.

Kamis, 25 November 2021

Sanad Ilmu dalam Beragama

Prinsip umum dalam keilmuan, yaitu "tiada ilmu tanpa sanad" tak akan pernah pudar. Tapi apakah sanad ilmu itu sebaris dengan silsilah keturunan? Mulai celah diskusi pun mengemuka. Sanad ilmu, bukan sekedar prinsip di dunia tradisi keilmuan agama, tapi prinsip tersebut juga berlaku sesungguhnya di dunia akademis secara universal. Ilmu pengetahuan harus berdasarkan sumber yang jelas dan pasti. Titik tekannya menjadi berbeda ketika sanad ilmu itu berada pada konteks ilmu agama karena berkorespondensi secara ketat dengan praktek keagamaan atau beragama. Betapa bahayanya pola beragama tanpa dasar ilmu yang benar dan betapa meragukannya kelimuan agama tanpa sanad yang valid, pun sama dengan betapa rapuhnya sanad ilmu jika hanya disandarkan pada silsilah keturunan. Agama itu tentang keyakinan bukan keturunan, lalu bagaimana bisa didasarkan pada ilmu yang diragukan dan silsilah keluarga? 

Jumat, 12 November 2021

Melembagakan Kerukunan Umat

Agama dan Umat Beragama adalah satu tarikan nafas dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tak lama dari Proklamasi Kemerdekaan dibacakan, diskusi para pendiri bangsa diwarnai dengan berbagai pilihan posisi agama dalam kehidupan bernegara. Hasilnya, nilai universal agama dijadikan daya rekat bangsa dan fondasi dasar pendirian negara. Berabad-abad jauh sebelum 1945, sesungguhnya agama telah menjadi api perlawanan nusantara pada kolonialisme dan imperialisme. Sehingga menjadi jelas dan tegas, kerukunan umat beragama adalah syarat mutlak tegak dan kokohnya NKRI. Catatan ini mengurai tentang bagaimana kerukunan umat beragama itu ketika dilembagakan serta strategi untuk tetap menjadikan agama daya rekat bangsa dan dasar bernegara.

Minggu, 31 Oktober 2021

Nabi Muhammad SAW di Mataku

Sekilas seorang sahabat, kakak, dan guru, penulis mengirimkan catatan reflektifnya tentang Milad Nabi Muhammad SAW. Tetiba penulis terhenyak. Mengapa tidak diungkapkan saja rasa cinta itu lewat yang kita bisa; tulis! Namun ternyata ketika judul mulai dipilihkan, tidak mudah merangkum sedemikian kalimat yang lalu lalang di pikiran. Cukup singkat saja; Nabi Muhammad SAW di Mataku. Karena hanya berdasar perspektif personal, catatan pun akan dibiarkan mengalir dan bisa jadi terpatah-patah. Cuma satu saja yang penulis janjikan; semua ini tentang kekaguman, kecintaan, dan kerinduan. 

Selasa, 07 September 2021

Perut, Otak dan Hati

Kita butuh makan dan minum agar kita hidup. Tapi, kita itu bukan hanya tubuh bergerak yang hanya membutuhkan asupan makanan dan minuman untuk organ tubuh kita saja. Kita pun membutuhkan asupan makanan dan minuman yang layak dikonsumsi oleh otak dan hati. Saat perut lapar dan haus, kita makan dan minum lalu kenyang. Tapi ingatkah kita bahwa otak dan hati kita pun seringkali kelaparan dan kehausan?

Rabu, 01 September 2021

Pemuji Orang yang Sudah Dikubur

"Jangan menjadi madahil qubur!" Demikian tegas Mawlana Abah Luthfi bin Yahya mengajarkan. Madah pakai ha bukan kha, orang yang memuji-muji. al-Qubur, orang yang sudah dikubur. Saat seseorang sudah wafat, kita puji-puji akhlaknya, perjuangannya, dan berbagai kesan lainnya, bahkan jauh-jauh pun kita datangi kita ziarahi. Lalu mengapa saat beliau masih hidup bersama, kita tidak sempat menemuinya bahkan hanya sekedar menyebarluaskan kebaikannya pun tidak? Sekali lagi, jangan menjadi madahil qubur! 

Minggu, 25 Juli 2021

Kisah Kehidupan untuk Berita Kematian

Berita duka cita tak henti berlalu lalang di linimasa media sosial masing-masing kita. Sampai sticker whatsapp pun tersedia untuk berbagai jenis ucapan bahkan do'a bagi orang yang meninggal dunia, untuk memudahkan posting saking tak hentinya berita duka cita berdatangan. Namun beberapa waktu terakhir ini, selalu muncul pertanyaan berikutnya setelah "kapan tepatnya beliau wafat?" Pertanyaan itu adalah "beliau terkonfirmasi positif covid19 atau bukan?" Sebegini saja kah kualitas keimanan kita kepada NYA?

Minggu, 11 Juli 2021

Pesantren Tematik, Mungkinkah?

Pesantren merupakan institusi tua yang ada dalam sejarah sosio-kultural nusantara. Pemaknaan atas kehadirannya telah ditafsirkan oleh ribuan peneliti, tetapi selalu ada makna khusus yang sulit dituliskan oleh 'keyboard' modern dan akademis. Pesantren punya ruang tersendiri di relung hati para santri dan pencintanya yang membuatnya kokoh berabad-abad di nusantara beserta kemajemukannya. Kini, masyarakat sudah semakin heterogen. Demi memenuhi kebutuhan spiritual sebagian orang yang terlambat jatuh cinta pada agama, mungkinkah pesantren di-setup secara paket dan tematik ?

Selasa, 22 Juni 2021

Tidak Semua Keterburu-buruan itu dari Syaitan

Hal yang dianjurkan dalam puasa adalah menyegerakan (ta'jil) berbuka saat waktunya tiba. Bersegera dalam ajaran agama digunakan pada beberapa konteks berbeda. Meskipun sudah kadung lebih populer keterangan "terburu-buru itu datangnya dari syaitan" (al-'ajalah min al-syaithan). Padahal bersegera ternyata juga dianjurkan bahkan bisa diwajibkan.

Kamis, 13 Mei 2021

Virtualisasi Silaturahmi

Lebaran 2021 diramaikan dengan berita seputar penyekatan jalan guna membatasi mobilitas warga yang masih tetap ingin menikmati tradisi mudik. Idul Fitri yang biasa dan pantasnya linimasi media social dipenuhi dengan tausiyah keagamaan seputar makna 1 syawwal, tetapi justru yang menjadi trending topik dimana-mana adalah tentang keharusan mematuhi protocol Kesehatan di masa pandemic covid19.

Kamis, 18 Maret 2021

Jejaring Organisasi Kementerian Agama

Indonesia bukan negara Agana dan Indonesia berasaskan Pancasila yang setiap silanya bernilai agamis, bahkan pada sila pertamanya mengikrarkan diri bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa. Agama dan beragama dijamin kebebasannya oleh Undang-Undang Dasar, bahkan dasar negara pun dituturkan lahir dari komitmen luhur para pendiri bangsa untuk bersatu dalam naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang menghormati keragaman, termasuk keberbedaan agama. Wajar jika kemudian saat ini, jejaring instansi pemerintah pada bidang Agama tersebar di seantero negeri dan terbesar dibandingkan instansi manapun.

Kamis, 16 April 2020

Menengok-Menatap untuk Melangkah Tegap

Seseorang yang berprinsip tidak akan terjerambab pada kubangan yang sama untuk kedua kalinya. Kira-kira pernyataan itu yang mendorong catatan ini disajikan. Melihat dengan segenap pikiran dan analisisnya terhadap sesuatu yang sudah pernah dilalui di masa lalu akan sangat membantu untuk melangkah menuju masa depan yang lebih baik, atau setidaknya, masa depan tidak dihambat dengan mengulang kesalahan yang sama, yang pernah dialami di masa lalu. Berprinsip sederhanya adalah mengetahui dan memutuskan melakukan atau tidak. Adalah al-Qur'an Surat al-Hasyr Ayat ke 18 yang menginspirasi gagasan ini dituliskan dengan interpretasi terbuka bagi pembaca yang juga open minded.

Sabtu, 21 Maret 2020

Corona Mempertemukan Kita

Saat kita bicara pandemi corona, kita langsung terhubung pada banyak hal baru. Jaga jarak, karantina mandiri, cuci tangan, dan bahkan pendidikan dan praktek keagamaan pun dirumahkan. So, sekilas kita bergumam bahwa corona memisahkan kita. Namun pada sisi yang berbeda sesungguhnya corona telah mempertemukan kita.

Selasa, 11 Februari 2020

Tanah

Tanah bukanlah sebatas sesuatu yang diciptakan-Nya, tanah menjadi kata yang tak lagi sebatas benda. Tanah tak terkunci dalam makna tertentu, pemahaman arti tanah sudah meluas ke berbagai dimensi. Ada apa dengan tanah yang kita injak setiap hari ini?

Senin, 16 Desember 2019

Berlepas dari Kesalahan

Setiap kita punya potensi untuk pernah terjatuh pada sebuah tindak kesalahan. Namun potensi umum itu bukan untuk mendegradasi harapan untuk hidup lebih baik karena sebaik-baiknya pelaku kesalahan adalah mereka yang bertaubat dari kesalahan itu, karena ada satu fakta mutlak yaitu bahwa ampunan dari Sang Maha Pengampun lebih luas dari kesalahan apapun yang dilakukan.
Namun jangan pernah berharap pengampunan dari-Nya jika kita membiarkan kesalahan atau berlepas dari kesalahan karena salah adalah salah.

Senin, 30 September 2019

Rizki Anak Shaleh

Saat tiba-tiba mendapatkan rizki yang tak terduga alias tanpa usaha, sang penerima sontak berucap bangga, "maklum, rizki anak shaleh". Lalu bagaimana jika rizki itu diterima orang lain, apakah yang tidak menerima rizki itu masih menyebut itu "rizki anak shaleh"?

Kamis, 12 September 2019

Dosa dan Pendosa

Dosa dapat dipahami sederhana sebagai perilaku yang melanggar peraturan. Orang yang melakukan dosa itu kita sebut saja pendosa. Peraturan yang dilanggar oleh perilaku dosa itu umumnya adalah aturan agama, karena dosa lahir dari terminologi agama. Meski kini, kita juga mendengar jargon tentang dosa sosial, dosa politik, dosa ekonomi, dan lain sebagainya. 

Catatan ini tidak hendak mendiskusikan tentang keruwetan istilah dosa, tapi hendak mengajak pembaca untuk sama-sama belajar memisahkan perilaku dosa dan pelaku dosa. Perilaku dan pelaku, apa beda dan samanya.

Kamis, 15 Agustus 2019

Anti "Terlanjur Basah"

Lantunan dangdut besutan H. Meggy Z "terlanjur basah, ya sudah mandi sekali" benar-benar melegenda. Lirik bukan sekedar lirik, tapi terlanjur basah sudah menjadi cara pandang banyak orang dalam pernik kehidupan. Cara pandang terlanjur basah mengasumsikan tidak perlunya koreksi jika sudah terlanjur melakukan sesuatu, ya lanjutkan saja. Sikap ini, berbahaya!

Selasa, 02 Juli 2019

Beriman pada Ketetapan-Nya

Dalam ajaran Agama Islam dijelaskan bahwa ada enam hal yang harus diyakini sehingga disebut beriman, lazimnya disebut rukun iman. Urut keenam dalam rukun iman itu menyebutkan kewajiban meyakini ketetapan-Nya (Qadha dan Qadr). Dijelaskan bahwa kita wajib mengimani ketetapan-Nya itu, entah ketetapan-Nya yang baik maupun yang buruk. Kita harus yakin bahwa itu semua ditetapkan oleh Nya. 

Kamis, 20 Juni 2019

Kesetiaan pada Komitmen Perjuangan

Ketika badan dalam kondisi fit, pikiran masih fresh, dan suasana hati pun sedang bergairah, tugas apapun yang diarahkan kepada kita dengan mudah dan sigap kita jawab; siap! Lalu apa jadinya saat anda diberikan tugas berat padahal anda masih dalam keadaan sangat letih, penat, dan sangat butuh istirahat total karena baru saja menyelesaikan tugas berat lainnya?

Gaya Melampaui Fakta

Perlu dinyatakan terlebih dahulu bahwa catatan ini bukan tentang dogma agama tentang takdir yang sepenuhnya hak Tuhan Yang Maha Kuasa. Ini a...