Kamis, 30 Juni 2022

Wilson and Chuck: Tidak Mengukur Harga Pemberian

"Wilson, I'm sorry...". Demikian raungan kesedihan Chuck karena tak sanggup menyelamatkan sahabatnya yang terhanyut gelombang laut di tengah usaha mereka bersampan keluar dari pulau tak dikenal setelah terdampar bertahun-tahun. Potongan adegan di film "Cast Away" itu begitu menyentuh. Menggedor kesadaran kita tentang arti kesetiaan dalam persahabatan, menyindir nurani kita tentang laku buruk mengukur harga pemberian. Ini yang akan kita tapaki di baris kalimat selanjutnya.

Pada alasnya, manusia bahkan segala yang diciptakan-NYA saling membutuhkan, tidak dapat berada dalam kesendirian. Populer di 300-an tahun sebelum masehi, pemikir Yunani Kuno, Aristoteles mencatatkan prinsip dasar, zoon politicon. Ia menerangkan bahwa manusia selalu bermasyarakat. Konsep masyarakat bukan sekedar adanya sekumpulan orang dalam satu lokasi, tetapi ada komitmen kebersamaan antar berbagai orang yang beragam yang membuat mereka bersepakat untuk hidup bersama. Saling berbagi kebahagiaan dan saling mengadukan keluh kesah.

Konsep bahwa kita selalu saling membutuhkan satu sama lain nampaknya tidak perlu diurai lagi karena sudah sedemikian jelas, meskipun pada praktek keseharian terkadang kita lupa konsep itu sehingga muncul sesekali sikap yang mementingkan diri sendiri, tidak peduli perasaan orang lain, naik status dengan cara dzalim menginjak kepala (baca: harga diri) orang lain. Sesering apapun kita lupa, tapi konsep itu tak akan pernah bisa kita nafikan.

Artikel lainnya:  

Kembali ke tokoh Chuck dalam film Cast Away. Setting film itu mengisahkan bahwa Chuck adalah seorang pejabat pada sebuah perusahaan jasa pengiriman (cargo) multinasional. Pada satu kesempatan ekspedisi, ia ikut dalam penerbangan bersama dengan seluruh kru berikut dengan paket yang mesti dikirimkan. Ringkas cerita, pesawat mengalami kecelakaan dan terdampar di satu pulau kecil dan semua awak pesawat tewas kecuali Chuck.

Di hari-hari awal, Chuck masih berusaha meminta pertolongan dengan standar biasa dalam kecelakaan. Ia tembakan peluru suar ke udara untuk memberitahukan posisinya dan ia nyalakan api unggun di malam hari agar bisa terlihat oleh siapapun yang melintas. Semua sia-sia. Chuck pun mulai berpikir untuk bersahabat dengan keadaannya. Ia bangun kehidupan seolah akan terdampar dalam waktu yang entah sampai kapan sambil menanti keajaiban datang menjemputnya membawa ia pulang.

Pada masa penantian panjang itu, Chuck mulai tersadar bahwa ia kebutuhan dasar hidupnya masih berlubang. Bukan pakaian, makanan, dan hunian seadanya yang menyesakannya, tapi ia butuh teman untuk diajaknya bicara. Saat itulah hadir sosok Wilson. Sebuah bola voli yang memang tertulis bermerk "Wilson", yang kemudian dengan ceceran darah dari lutut, oleh Chuck dikasih gambar mata, hidung, dan mulut. Bahkan, dengan sejumput rerumputan, Chuck pun memasangkan beberapa helai diatas Wilson sebagai rambutnya.

Wilson hanya sebuah bola voli, tapi siang malam bola itulah yang menemani Chuck berbicara. Ia tanya dan imajinasinya pun seolah mendengar Wilson menjawab. Demikian seterusnya sampai bertahun-tahun berlalu. Sampai pada saatnya tiba, Chuck memberanikan diri untuk mengarungi samudera luas dengan perahu yang dibuatnya selama ini. Chuck berangkat ditemani Wilson. Sampai kemudian terjadi peristiwa tragis sebagaimana digambarkan di awal tulisan ini. Wilson hanyut dan Chuck pun berduka atas kepergiannya.

Artikel lainnya: 

Sahabat, betapa bahagianya kita yang masih diberikan banyak kolega bahkan keluarga yang selalu menemani. Hadirnya teman itu bukan sesuatu yang rasional dan tidak bisa dirasionalisasi. Terkadang ada yang kita berbuat baik padanya, tetapi ia tetap memilih untuk tidak menemani kita. Pun sebaliknya ada yang tak pernah kita anggap penting, ternyata ia datang menemani kita. 

Artikel lainnya: Tiga Inti Tugas Atasan pada Bawahan

Hadirnya sahabat adalah pemberian NYA yang sangat patut kita syukuri sampai-sampai tak pantas kita ukur dengan harga berapapun. Sebagaimana Wilson yang menjadi teman sejati Chuck selama terdampar, sampai-sampai tidak ada rasionalitas bagi Chuck untuk mengukur harga Wilson yang di mata rasio hanya sebuah bola voli.

Merayakan tebaran cahaya sang penghidup semangat sang baginda di tahun kesepuluh putri keduaku

Tabik,
WHS

Tidak ada komentar:

Gaya Melampaui Fakta

Perlu dinyatakan terlebih dahulu bahwa catatan ini bukan tentang dogma agama tentang takdir yang sepenuhnya hak Tuhan Yang Maha Kuasa. Ini a...