Rabu, 23 Agustus 2017

Manajemen Organisasi Alfiyah

Tulisan ini tentang manajemen organisasi dengan menggunakan tafsir tekstual pada redaksi dalam Kitab Alfiyah karya Ibn Malik Al-Andalusy. Meskipun judulnya dibuat seringkas itu, karena tentu itulah yang disebut judul; penuh dengan majaz mahdzuf. Bayangkan jika ditulis lengkap, alinea pertama bisa naik kelas, berubah jadi judul.

Jika anda para santri pecinta Ibn Malik dan menduga ini pembahasan nahwu-sharf ala Syaikh Ibnu Malik, urungkan melanjutkan bacaan tulisan ini. Sekali lagi ini manajemen organisasi. 

Tapi jika para santri itu berminat melihat bait alfiyah ditafsirkan secara tekstual dan ditampilkan 'wajah lain' dari pesan tersimpan dalan teks alfiyah, silahkan lanjutkan ke alinea berikutnya. Adalah salah satu penjelasan dari Ibn Malik dalam kitabnya itu yang redaksinya sebagai berikut,

Sekali lagi, kami tidak berencana untuk menerjemahkan bait itu, karena pada aslinya bait itu menjelaskan tentang 3 dari 4 tanda baca pokok dalam tata bahasa arab. Saat ini kita akan lihat tafsir secara tekstual pada bait itu.

[FA IRFA' BI DLAMMIN]
"Dengan kebersamaan, kinerja tinggi akan tercapai"

Sebuah organisasi akan mencapai high performance level saat seluruh komponen pembangun organisasi itu bersatu padu untuk melaksanakan misi yang sama berdasarkan visi yang juga tidak berbeda.

Sesungguhnya kebersatuan, kekompakan, kebersamaan adalah dasar dari sebuah organisasi. Tidak perlu, sebenarnya, kita diskusikan bahwa organisasi itu kebersamaan karena kenapa organisasi dibentuk, ya karena adanya kesamaan dari sekelompok orang. 

Titik tekan yang ingin kami perdalam disini adalah kebersamaan antara laku teknis warga sebuah organisasi dengan visi, misi, dan orientasi organisasi yang dirumuskan susah payah oleh highest manager dari organisasi itu. 

Dengan bahasa lain, akan sangat sulit kesuksesan sebuah organisasi terwujud jika kegelisahan yang menghantui level tertinggi organisasi ternyata tidak dirasakan oleh level terendah dari organisasi itu. Atau, cita-cita yang dirumuskan oleh pendiri atau tokoh dari sebuah organisasi ternyata tidak dipahami oleh tim teknis dari organisasi itu. 

Akhirnya, aktivitas rutin organisasi itu tidak membawa ruh/spirit yang justru tercantum dalam visi, misi, dan orientasi organisasi.

[WA INSHIBAN FAT-HAN]
"Dan pasti stabilitas terjaga saat terwujud keterbukaan"

Setelah semua komponen terintegrasi dengan baik tidak serta merta organisasi akan otomatis secara konstan berkinerja tinggi. Berikutnya, dibutuhkan pola manajemen terbuka untuk menjaga stabilitas kinerja tinggi tersebut.

Keterbukaan adalah unlimited guarantee dari sebuah kebersamaan. Tanpa keterbukaan, tidak akan tercapai rasa kebersamaan. Pola manajemen tertutup akan menimbulkan syak wasangka yang pada gilirannya kemudian mengarah pada kecurigaan, kesangsian, dan duga-menduga sesama tim di internal organisasi.

Open management dalam organisasi akan melahirkan kepercayaan individu dalam organisasi itu pada masa depan mereka. Jika manajemen dirancang terbuka, maka tidak ada keputusan manajemen yang selalu eksepsional, diluar jalur. 

Stabilitas organisasi yang dihasilkan oleh open management akan mendorong pada produktivitas. Jika stabilitas organisasi itu dibangun oleh suasana mencekam penuh ancaman, maka hanya akan memupuk api dalam sekam yang suatu saat nanti akan meledak.

[WA JUR KASRAN]
"Menurunlah kinerja saat organisasi terpecah-belah"

Dipertegas lagi pada kalimat berikutnya, saat kekompakan tidak dikelola dengan open management, maka kinerja organisasi pun jatuh akibat dari hilangnya rasa kebersamaan dalam organisasi. Menurunnya performa organisasi ini pun akan sekelebat tangan berubah wujud menjadi hancurnya kredibilitas organisasi. 

Perlu digaristebal disini bahwa kejadian penurunan citra positif organisasi selalu lebih cepat dibandingkan kemampuan organisasi membangun kembali citra positifnya. Dengan bahasa lain, upaya membangun organisasi sehat butuh perjuangan panjang, tetapi untuk menghancurkan kredibilitas organisasi terkadang hanya sekelebatan mata.

[KA DZIKRULLAHI 'ABDAHU YASUR]
"Mengingat pada-Nya akan memudahkan setiap hamba-Nya"

Upaya apapun dalam manajemen harus dikawal dengan keinsyafan terhadap 2 hal: 

Pertama, kesadaran bahwa apapun jabatan strategis yang kita pegang di sebuah organisasi, tetapi di hadapan Yang Maha Kuasa, kita adalah hamba-Nya.  

[Baca juga: kapan-pertolongan-nya-tiba?

Bukan masalah kesadaran spiritual yang ingin kami catat, tapi kesadaran untuk tidak berkepala besar, merasa kesuksesan yang dicapai itu karena AKU, seolah tiada keterlibatan tim di dalamnya.

Kedua, kesadaran bahwa setelah berbagai indikator sukses dari sebuah rencana kerja telah dilaksanakan, kita masih harus membuka diri jika andaikan terjadi misleading dalam penyiapan, pelaksanaan, dan pelaporannya.

Walhasil, Imam Ibn Malik seolah berbisik pada praktisi manajemen organisasi bahwa keindahan struktur bahasa sesungguhnya menyimpan pesan tegas dan jelas untuk membangun struktur manajamen organisasi yang sehat.

Ingat, pesan seluas ini baru 1 bait dari 1000 bait dalam Kitab Alfiyah Ibn Malik. Bayangkan!

Menjelang malam di Palu
WHS

Gaya Melampaui Fakta

Perlu dinyatakan terlebih dahulu bahwa catatan ini bukan tentang dogma agama tentang takdir yang sepenuhnya hak Tuhan Yang Maha Kuasa. Ini a...