Selasa, 01 Agustus 2017

Mengapa Menulis

Bagaimana cara menulis? Jawabannya sangat mudah, karena strategi menulis yang paling pokok ya cuma satu, yaitu: menulis, titik. Kenapa demikian, karena kalau menulis diembel-embeli oleh pre-requisite lainnya, ujung-ujungnya tidak akan menulis. Coba kita bayangkan jika dibuat logika seperti ini: 
"Tidak bisa menulis tanpa memiliki informasi; tidak bisa memiliki informasi tanpa membaca buku; dan tidak bisa membaca buku tanpa ke perpustakaan atau membelinya." Lalu, kapan menulisnya? Sekali lagi, cara menulis adalah menulis.

Kenapa di beranda ini saya tulis tentang menulis, karena inilah blog; isinya ya tulisan. Begitu? Tentu saja tidak hanya itu.

Menulis menurut saya adalah pembeda paling serius dari proses kita menjadi. Proses menjadi apapun selalu dimulai dengan berpikir, iya benar.

Nah, ketika berpikir terus berpikir lalu mengalir menjadi tindakan demi tindakan. Lama kelamaan semua pikiran dan tindakan itu perlu diletakan dalam dokumen tulisan.

Kenapa demikian? karena menariknya disini, saat menulis sama halnya kita me-recall seluruh ingatan kita tentang pikiran dan tindakan yang sudah, sedang, dan akan kita lakukan. Lalu kemudian, disini g-spot nya; kita bisa berubah, tidak lagi sesuai pikiran, tidak setuju lagi dengan tindakan; Menulis bak akumulasi dari keputusan tentang pikiran dan tindakan.

Sahabatku,

Saya tidak bermaksud untuk menyatakan bahwa halaman ini dan berikutnya di laman ini adalah akumulasi dari pikiran dan tindakan saya. Bukan. Tapi itulah menulis. Aktivitas paling mengasyikan yang akan membuat kita terbang ke angkasa yang tak pernah dijamah oleh siapapun, menyelam ke kedalaman samudera yang tak pernah disentuh siapapun. Karena itulah mengapa saya memilih untuk menulis.

Selamat menulis!

WHS

Gaya Melampaui Fakta

Perlu dinyatakan terlebih dahulu bahwa catatan ini bukan tentang dogma agama tentang takdir yang sepenuhnya hak Tuhan Yang Maha Kuasa. Ini a...