Selasa, 15 Agustus 2017

Memulai Meski Tidak Sempurna

Apapun aktivitas yang kita lakukan pasti selalu melalui satu gerbang besar yang disebut "memulai". Kenapa saya sebut memulai itu gerbang besar? karena tidak sedikit orang yang justru sudah terjatuh padahal belum melangkah.

Menggambarkan terma kalah sebelum berperang itu dalam tradisi bahasa sunda (Bahasa Daerah yang populer di sebagian besar Jawa Barat), dikenal peribahasa 'kumeok memeh dipacok' yang kurang lebih arti literalnya itu seperti ayam yang sudah berteriak kesakitan padahal belum dipatuk oleh ayam lainnya atau lebih umum lagi seperti kalah sebelum berperang, kira-kira begitu. 

Memulai bukanlah tahapan biasa. Inilah tahapan luar biasa, satu tahapan dimana kita menggerakan apa yang kita pikirkan, rasakan, dan yakini itu kemudian dilakukan.
Mulai menulis terkadang menjadi sulit luar biasa karena laptopnya kurang bersih, bukunya belum dibaca, judul tulisannya apa, dan seterusnya. Akhirnya, tidak jadi menulis. Mulai membaca pun dihadang karena kopinya belum diseduh, musiknya belum diputar, meja tempat membaca pun masih acak-acakan. Akhirnya sama, tidak jadi membaca. 

Hal yang akan lebih serius ketika kita alihkan permisalannya ke mulai berubah. Nah, mulai berat ini. Betapa berat jika kita bayangkan untuk melakukan perubahan karena sedemikian banyak prasyarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan perubahan itu. 

Mental harus siap, fisik pun prima, pengetahuan juga sudah mumpuni, dan lain sebagainya. Namun yang perlu digarisbawahi adalah prasyarat yang rumit itu justru disusun oleh anda sendiri, bukan dituntut oleh perubahan itu.

Tarik nafas dulu....

Jika tahapan untuk mulai melakukan perubahan harus sedemikian rumit, kapan perubahan itu akan terjadi. Mimpi, tak akan pernah terjadi perubahan.

Pesan yang ingin ditawarkan disini adalah,  

"Mulailah melakukan perubahan walaupun anda belum siap pada perubahan itu. Jangan sampai ketidaksempurnaan menghalangi kita untuk memulai berubah. Dalam keadaan compang-camping, kita tetap harus memulai"

Jika masih agak absurd, kita selami illustrasi seperti ini: pernahkah kita berangkat dari rumah dengan pakaian serba baru? Rasanya jarang, kecuali di hari pernikahan kita. Andaikan ada yang seperti itu, pernahkah anda berangkat ke sebuah tempat dengan kendaraan anda yang bahan bakarnya full tank, ban bersih mengkilap, interior pun baru di-clean up, body pun bersih dari debu? Sepertinya jarang keadaan sempurna itu terjadi. 

Kemudian, jika kita harus berangkat ke suatu acara itu dengan batik lengan panjang, padahal anda type pria yang tidak suka lengan anda tertutup sehingga tak ada satu pun stock baju berlengan panjang itu, pertanyannya; apakah anda akan meminta tolong seseorang untuk membeli baju yang diperlukan itu dan anda menunggu saja di rumah? Bukan kah lebih baik kita tempuh saja perjalanan dengan batik lengan pendek dan mampir di toko baju yang menyediakan batik lengan panjang lalu membelinya. Problem solved!

Begitupun dengan kendaraan anda. Jika bahan bakarnya hanya tersisa half tank, bukankah lucu (untuk tidak menyebut konyol) jika anda kemudian memanggil ojek untuk minta dibelikan bahan bakar di pom bensin sambil membawa jerigen dan anda menunggu saja di rumah? 

Tentu dan pasti jauh lebih tepat jika anda naiki saja kendaraan anda yang hanya terisi bahan bakar half tank itu dan di perjalanan mampir ke pom bensin untuk dibuat full tank. Problem solved!

Inilah yang kami sebut dengan memulai untuk melakukan perubahan walaupun dalam keadaan belum sempurna. Jangan habiskan waktu untuk menunggu momentum sempurna untuk memulai melakukan perubahan, tapi jadikanlah setiap waktu sebagai momentum untuk memulai.

Selamat Memulai, then.
Sambil menyeruput kopi hitam,

WHS

Gaya Melampaui Fakta

Perlu dinyatakan terlebih dahulu bahwa catatan ini bukan tentang dogma agama tentang takdir yang sepenuhnya hak Tuhan Yang Maha Kuasa. Ini a...