Kamis, 21 Juni 2018

Organisasi: Ideologi atau Komunal?

Keber-kelompok-annya kita yang membuat kita tergabung dalam satu organisasi atau kesamaan ide yang menjadi sumber utama lahirnya organisasi? Tema klasik tentang dasar lahir dan berkembangnya organisasi ini kini, menurut kami, perlu dilihat ulang karena sudah melunturnya kekuatan organisasi karena ide tiada komunitas pun semu.

Unsur dasar organisasi adalah: pertama, kesamaan ide atau bisa diperdalam dengan kesamaan ideologi; dan kedua, keikutsertaan beberapa individu ke dalam sebuah komunitas atau dibahasakan pada tulisan ini dengan komunal.

Ideologi dan komunal ditekankan disini sebagai unsur pembangun organisasi. Masih banyak unsur lainnya, tentu. Tapi tulisan ini memfokuskan diri pada dua variabel itu saja dan dengan sengaja akan kami buat logika oposisi biner.

Manakah yang paling penting dalam organisasi, ideologikah atau komunalkah? Saat ide tak lagi sama, apakah kita masih disebut "di dalam organisasi"? atau saat keber-kelompok-an sudah tiada yang membuat organisasi bubar secara de facto?

Seorang kader muda organisasi mulai gelisah karena perdebatan ideologis yang tak kunjung usai. Lalu sembari menahan letih mendera, ia lemparkan hasratnya pada cetusan; organisasi ini sudah dis-orientasi. Tak kalah mengkhawatirkan, senior organisasi itu pun mulai kebingungan mencari rumahnya karena warna yang sudah berganti bahkan alamatpun sudah berbeda.

Ideologi

Ide yang hendak diusung dan menjiwai keseluruhan organisasi itulah yang dipahami sebagai ideologi organisasi. Ontologis, epistemologis, dan aksiologis organisasi terpaku pada sebuah ide dasar, demikianlah yang kami sebut ideologi organisasi.

Jika ideologi sudah berubah atau bergeser seincipun, apakah masih layak organisasi itu adalah organisasi yang sama dengan organisasi yang didirikan sejak pertamakalinya?

Ingin kami sorot masalah ideologi dalan organisasi ini karena melihat betapa banyaknya organisasi yang niatan awal didirikannya dengan saat ini sudah berbeda ideologinya.

Perubahan ideologi atau sederhananya ide saja terjadi betul-betul di tubuh organisasi atau secara resmi organisasi itu menyatakan diri perubahan haluan ideologinya. Jika kondisinya demikian, jelas dan tegas. Organisasi berubah, titik. Anda setuju dengan ideologi baru, ikut; anda tidak setuju, keluar. Selesai.

Catatan lainnya: Nilai Dasar Pergerakan

Namun akan lebih rumit dan kompleks jika perubahan ideologi itu tidak jelas ditetapkan secara organisatoris, tetapi menjadi polemik berkepanjangan disebabkan oleh individu atau faksi tertentu dalam organisasi yang dengan berbagai polanya menghembuskan arah baru ideologi. Saya ulang lagi, "individu atau faksi tertentu dalam organisasi", bukan organisasinya.

Jika benturan ideologi itu terjadi di internal organisasi, jalan panjang nan terjal terbentang sudah untuk kemajuan organisasi. Maksudnya, organisasi itu akan berkutat dalam perdebatan ideologis yang justru membuat produktivitasnya mandul bahkan cenderung mendegradasi organisasi baik itu secara performa maupun komunal.

Tanpa keajekan ideologi, organisasi bak jasad tanpa ruh. Bergerak tanpa arah jelas karena tergantung siapa yang duduk di kursi sang dalang. Jika demikian, eksistensinya sudah terputus dari kesejarahannya.

Junior organisasi berkerumun di pojok-pojok berbeda sambil mengumpat ketidakjelasan arah organisasi dan sesekali mengeluhkan kebutuhan hariannya yang juga tak bisa ditunda terus menerus. Sang senior pun sudah mulai nyaman di tempat barunya yang lebih pasti dan memberikan ruang untuk berperan dan di-orang-kan. Organisasinya? entah.
Komunal

Selain hal mendalam dan serius semisal ideologi, organisasi pun terbangun dan terjaga oleh keberadaan sekelompok individu yang berkumpul di bawah naungan sebuah (ide) organisasi. 

Dalam kelompok itu, individu organisasi tidak melulu berbicara organisasinya, tapi mulai membuka diri untuk memperbincangkan kabar keluarganya, kondisi pekerjaannya, rencana bisnisnya, dan hal lainnya yang not directly related to their organization. Keber-kelompok-an itu yang kami sebut komunal.

Catatan lainnya: Filosofi Gerak

Kesamaan ide telah mempertemukan individu yang berbeda, komunalisme pun akan memperkuat pertemuan itu menjadi kebersamaan untuk masa depan.

Komunitas dalam organisasi menjadi bagian penting pembangun organisasi karena sejatinya organisasi adalah keberhadiran individu-individu itu. Individu hanya akan hadir saat kesunyataan hidup dan kehidupannya pun terjawab di organisasi. 

Mudahnya seperti ini, jika ideologinya Islam maka individu organisasi itu akan ter-komunal-kan pada area tertentu dengan tetap berwadahkan Islam. 

Komunitas profesi dokter pada organisasi itu akan membangun komunikasi profesional sesama dokter yang tergabung di organisasi itu. Komunitas individu pada organisasi itu yang berdomisili di Bandung akan mengadakan arisan bulanan untuk menjalin silaturahmi sesama anggota organisasi itu yang berdomisili di Bandung. 

Individu yang beraktivitas di berbagai partai politik akan tetap berkumpul dalam forum tertentu untuk sekedar menjaga kebersamaan organisasi asalnya meskipun kini berbeda ekspresi politiknya. 

Ringkasnya, komunal yang terbangun dalam organisasi harus tetap disediakan ruang luas dan nyaman sepanjang tidak berbeda ideologinya. Karena ruang itu untuk kebutuhan komunal, bukan ideologi.

Sahabatku yang baik,

Bagaimana kita bayangkan masa depan keorganisasian jika secara ideologi terbelah dan secara komunal pun terputus. Tidak ada yang tampak, kecuali psedou ideologi dan komunitas semu. Jika sudah demikian, pemisahan diri menjadi pilihan terbaik bagi semua.

Sebelum malapetaka itu terjadi, saya hanya ingin menegaskan bahwa ideologi dan komunal tidak bisa diperlakukan oposisi biner karena sesungguhnya saling menguatkan.

Itupun jika masing-masing kita mau dan berkemauan.


CMIIW
WHS

Gaya Melampaui Fakta

Perlu dinyatakan terlebih dahulu bahwa catatan ini bukan tentang dogma agama tentang takdir yang sepenuhnya hak Tuhan Yang Maha Kuasa. Ini a...