Mengapa kita sulit memulai pekerjaan, salah satunya karena kita selalu ingin memulai sesuatu dalam keadaan sempurna. Mengapa kita terlambat menyelesaikan tugas, salah satunya karena kita tertekan untuk ingin menyelesaikannya dalam kondisi sempurna.
Memulai dan menyelesaikan pekerjaan menjadi sulit dilakukan karena beban kesempurnaan itu. Jadi betapa kesempurnaan membahayakan kita, pekerjaan kita, dan proses berikutnya dari pekerjaan kita.
Sahabatku yang baik, saya ingin menggarisbawahi kata sempurna terlebih dahulu. Sempurna mengasumsikan tiada cela. Kesalahan penulisan, kekurangtepatan sumber rujukan, ketidaklengkapan persyaratan, dan lain sebagainya merupakan hal biasa dalam pelaksanaan pekerjaan. Tapi ternyata kita lupa satu hal penting dalam pekerjaan kita, yaitu anda berada dalam sebuah organisasi.
Mengapa saya mengaitkan hal ini dengan organisasi? karena organisasi meniscayakan adanya tahapan pekerjaan lainnya sebelum dan sesudah pekerjaan anda. Singkatnya, pekerjaan anda tidak berdiri sendiri dan menjadi penentu segalanya tetapi pekerjaan itu menjadi salah satu tahapan panjang permulaan dan penuntasan sebuah pekerjaan. Kalau anda stuck dalam menyelesaikan bagian tugas itu, maka proses berikutnya menjadi terhenti.
Sifat ingin serba sempurna atau kita kenal dengan istilah perfeksionis ini membahayakan pada proses bisnis sebuah pekerjaan. Proses pelaksanaan pekerjaan menjadi tertunda dulu gara-gara menunggu anda yang ingin sempurna itu. Padahal, sekali lagi, bisa jadi tahapan berikutnya masih banyak koreksi atas pekerjaan anda tersebut.
Mulailah pekerjaan kita meskipun dalam keadaan tidak sempurna dan selesaikan bagian dari tahapan pekerjaan yang menjadi tugas kita meskipun dengan hasil yang belum sempurna. Ingat, karena sempurna itu ternyata membahayakan.