Muhammad adalah manusia yang diutus Allah SWT untuk menyebarkan berita dan ajaran NYA kepada umat Manusia. Disebutlah ia Nabi (penebar berita) dan Rasul (penyebar ajaran). Nabi Muhammad Rasulullah SAW, manusia dalam makna fisis. Organ tubuh yang secara lahiriah sama dengan manusia lainnya. Kepala, leher, pundak, tangan, dada, punggung, kaki, dan berbagai organ tubuh fisik manusia pada umumnya. Melihat dengan mata, menarik nafas dengan hidung, mendengar dengan telinga, makan dan minum melalui mulutnya, dan seterusnya. Beliau adalah makhluk Allah berjenis manusia.
Sifat kemanusiaan melekat pada Sang Nabi tetapi harus dicatat tebal bahwa sifat kemanusiaan seorang nabi tidak akan membuatnya terhinakan. Mata sang nabi tidak melihat dengan cara yang sama dengan kita karena tatapan beliau penuh kasih dan air matanya menggetarkan arasy. Berbagai kemuliaan yang dilekatkan pada sang nabi tidak membuatnya menempuh jalan pintas.
Perhatikan, Nabi Muhammad SAW tidak memperkenalkan dirinya dengan kemampuan digdaya yang diluar nalar. Bukan tak terbakar api seperti kakek leluhurnya, Nabi Ibrahim AS. Bukan pula membelah lautan sebagaimana ditutur dalam kisah heroik Nabi Musa AS. Bukan juga berbicara dengan binatang dan memerintah angin sebagaimana ditemukan dalam kisah Nabi Sulaiman AS. Populeritas Nabi Muhammad SAW terpublikasi dengan pitutur terkait keluhuran budi pekertinya. Bahkan, jika ditanyakan apa mukjizat terhebat dari sang nabi terkahir ini, jawabannya pun hanya al-Qur'an.
Penulis sebut dulu al-Qur'an dengan "hanya", karena sebagian kalangan menganggap bahwa mukjizat itu harus sesuatu yang keluarbiasaannya itu dikarenakan diluar nalar. Tapi al-Qur'an justru sangat rasional, bisa dibaca, mushafnya bisa disentuh, dilihat, dan isinya telah melahirkan berbagai disiplin ilmu. Penulis sebut hanya, karena al-Qur'an sampai hari ini yang setiap huruf, kata, dan kalimatnya sama persis dengan yang dibacakan sang nabi kepada para sahabatnya yang mulia.
Dapatkah sang Nabi ibadah secukupnya saja karena ia sudah dijamin berada di surga tertinggi? tidak. Nabi Muhammad SAW dikenal dengan 'abdan syakuuraa, hamba NYA yang teramat banyak bersyukur. Ia habiskan malam-malam di sejadahnya. Dosa bersih dari dirinya, tapi ia ucapkan istighfar tak kurang dari tujuh puluh kali dalam sehari. Nabi Muhammad SAW sungguh menjadi contoh nyata bagi umatnya. Sedemikian nyata karena contoh itu berwujud manusia utuh seperti kita, tetapi dengan jutaan kemuliaan yang diperlihatkannya.
Masihkah terbetik perlu keluarbiasaan?
Allahumma sholli 'alaa sayyidina wa mawlaanaa Muhammad wa 'alaa alihi wa shohbihi wa sallim,
WHS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar