Kamis, 04 November 2021

Distribusi Otoritas

Kata "organisasi" sesungguhnya sudah menegaskan keniscayaan keteraturan. Orang barat bilang, "being organized is being in control". Jadi, ketika kata "organisasi" ditambahi dengan kata "manajemen", bisa jadi hanya untuk mempertegas betapa pentingnya keteraturan dalam organisasi. Topik utama saat diskusi tentang keteraturan organisasi adalah distribusi otoritas. Tanpa distribusi otoritas, organisasi terlepas dari keteraturan, tercerabut dari makna dasarnya sendiri.

Distribusi

Organisasi diasumsikan pengumpulan berbagai potensi individu yang ditugaskan pada berbagai divisi berbeda dalam satu naungan untuk mengupayakan pencapaian satu visi tertentu bersama. Penempatan individu pada berbagai divisi itu didasarkan pada logika distribusi peta kompetensi individu dalam kesesuaiannya dengan standar kompetensi jabatan yang dituntut oleh tiap divisi. 

Demikian pula dengan pembentukan berbagai divisi berbeda itu didasarkan pada distribusi subtugas spesifik organisasi yang dipecah pada konsentrasi tertentu yang awal, proses, dan hasil akhirnya akan selalu berarsiran secara linear dengan divisi lainnya.

Tidak perlu dibentuk organisasi kalau tidak ada logika dan skema distribusi didalamnya karena distribusi adalah pembuluh darah organisasi akan tetap hidup dan layak disebut organisasi.

Distribusi SDM, tugas fungsi, dan unit kerja adalah dasar penting organisasi. Tanpa distribusi, organisasi akan terseok-seok. Menegasikan distribusi dalam organisasi sama dengan menyangkal makna dasar organisasi. 

Catatan tema Manajemen Organisasi:

Otoritas

Visi adalah muara dari yang disebut dengan gagasan dan komitmen pada setiap SDM yang tergabung dalam organisasi. Untuk memperjuangkan visi tersebut, setiap komponen SDM dipercaya untuk mengampu tugas tertentu yang jika diperlukan dapat kemudian dibentuk sub-unit kerja organisasi.

Ketika variabel pembangun organisasi sudah tersebar ke berbagai sub unit kerja, maka SDM yang ditugaskan disana diberikan kepercayaan pada limitasi tertentu untuk melaksanakan tugas tersebut. Kepercayaan itulah yang dimaknai dengan otoritas.

Otoritas adalah kewenangan yang melekat pada sebuah jabatan tertentu dalam sub unit kerja organisasi yang terukur, tertata, dan terpola secara berjenjang atau lebih familiar disebut dengan cascading.

Otoritas menjadi variabel penting dalam organisasi karena dari sejak pembentukan organisasi pada dasarnya adalah klaim tentang otorisasi. Maksudnya, ketika organisasi dibentuk dengan mengusung visi tertentu, maka ia (baca: organisasi) sedang mengupayakan pengakuan publik tentang visi tersebut.

Kita perjelas dengan contoh. Misalkan, ketika organisasi kepemudaan yang dibentuk untuk visi pembangunan ekonomi di sebuah masyarakat desa, maka sesungguhnya sekumpulan pemuda yang tergabung dalam organisasi itu sedang mengupayakan pengakuan masyarakat desa tentang apa peran pemuda dalam pembangunan ekonomi di desa tersebut. Pengakuan itulah yang kemudian menjadi otoritas organisasi.

Artikel lainnya: Menciptakan Pengalaman

Guna mengupayakan pengakuan tersebut, organisasi menurunkan visinya menjadi berbagai tugas fungsi yang kemudian dibentuk sub unit kerja dan ditempatkan SDM pada sub unit tersebut untuk menjalankan tugas fungsi tadi. 

Agar sub unit dan SDM didalamnya dapat bertugas dengan baik, maka top manager organisasi memberikan otoritas tertentu dalam cakupan tugas fungsinya. Otoritas pada tiap sub unit kerja terhubung secara berjenjang dan linear dengan otoritas pada sub unit kerja lainnya, baik itu yang sejajar ataupun di atas dan di bawahnya.

Jika diperhatikan secara menyeluruh, maka organisasi sesungguhnya terdiri dari sekumpulan otoritas sub unit kerja di dalam organisasi yang secara cascading melaksanakan tugas tertentu yang bermuara pada pencapaian visi organisasi. Otorisasi lah yang memungkinkan sub unit kerja organisasi bertugas optimal. Mudahnya, dapat kita simpulkan bahwa otoritas yang terdistribusi dengan baik adalah garansi bagi organisasi untuk mencapai visinya. 

Walhasil, distribusi otoritas menjadi core point bagi organisasi. Baik itu dalam makna makro visi organisasi maupun mikro teknis pelaksanakan tugas fungsi organisasi. Tanpa otoritas yang terdistribusi, organisasi sudah tidak layak disebut organisasi. Distribusi tanpa otoritas menandakan organisasi tengah mengalami disfungsi, sebagaimana otoritas tanpa distribusi yang sama artinya dengan mengizinkan otoriterianisme merajalela.

Disitribusikan tugas fungsi, unit kerja, dan SDM organisasi berikut dengan otoritas didalamnya!

Tabik
WHS  

Tidak ada komentar:

Gaya Melampaui Fakta

Perlu dinyatakan terlebih dahulu bahwa catatan ini bukan tentang dogma agama tentang takdir yang sepenuhnya hak Tuhan Yang Maha Kuasa. Ini a...