Salah dan benar sudah menjadi hinaan dan rebutan dalam keseharian kita. Kita menyalahkan orang lain karena merasa benar atau kita disalahkan oleh orang lain karena mereka merasa lebih benar. Salah dan benar menjadi soal adu klaim di satu sisi dan adu vonis di sisi lain. Catatan ini coba melihat konsep salah benar dari perspektif yang salah. Maksudnya bagaimana?
Cara memahami perspektif salah itu dimulai terlebih dahulu dengan asumsi bahwa konsepsi "salah-benar"-nya sudah disepakati. Misalnya, mencuri itu salah dan tanpa perlu diperdebatkan bahwa itu salah.
Dengan perspektif salah, seorang pencuri dapat kemudian merasa dirinya benar atau dipandang benar hanya dengan membuat logika perbandingan tentang kadari pencuriannya. Sederhananya begini. Pencuri A merasa dirinya benar hanya karena menuduh kalau pencuri B telah mencuri lebih besar darinya. Mulai terpahami kah?
Contoh lain dalam konteks berbeda, misalkan seperti ini. Baju anda kotor karena tadi terjatuh di tanah becek. Lalu, serta merta anda merasa kalau baju anda tidak kotor karena membandingkan dengan baju orang lain yang baru saja tercebur sekujur badan di got.
Keheranan terbesar dalam perspektif salah ini adalah bagaimana bisa kita merasa diri benar padahal jelas-jelas salah, hanya karena kita membandingkan kalau kesalahan kita lebih kecil dibandingkan kesalahan orang lain. Dengan kalimat lain, apakah karena baju orang lain yang lebih kotor dari kita membuat baju kita dianggap bersih padahal juga kotor?
Simpel, tapi perspektif salah ini acapkali digunakan oleh sebagian dari kita. Sikap utamanya adalah bagaimana menyalahkan orang lain untuk membenarkan diri sendiri yang juga sebetulnya melakukan kesalahan yang sama hanya saja pada skala (yang menurut dirinya) lebih kecil.
Sahabatku, tiada cara untuk menyikapi kesalahan diri selain bertaubat, mengakui, dan bertekad untuk tidak melakukannya kembali. Kesalahan kita tidak akan dianggap kebenaran dengan cara mengungkit kesalahan serupa yang dilakukan orang lain.
Baju kotor kita tidak akan kemudian disebut bersih hanya dengan menuduh baju orang lain lebih kotor. Sederhana saja, cuci saja baju kita, selesai.