Bukan lagi setiap hari berita duka tampil di linimasa media social kita, bahkan lebih dari satu berita duka dalam sehari. Terkadang pilu makin menderu saat musibah kematian itu menimpa satu sepasang suami-istri, keluarga kyai di satu pesantren, atau sesama rekan kerja di satu tempat kerja. Haru biru tak lagi punya waktu. Senandung mendung kedukaan pun tak lagi terbendung. Kita semua, tanpa sekat agama, sedang berduka.
Tenaga Kesehatan yang berada di zona bahaya karena harus terus bergumul dengan pasien yang terpapar covid19 pun sudah tak terhitung lagi yang juga tertikam tajamnya virus ini. Tokoh agama yang dengan kesahajaannya membiarkan santri, murid, dan pencintanya untuk sowan sekedar berkeluh kesah dan juga meminta do’a dengan segalas air, pun tak luput dari ancaman covid19. Sungguh, kita semua, tanpa sekat agama, sedang berduka.
Sudah sedari dulu kita tahu, bahwa agama adalah tempat mengadu. Sudah lama kita lupa, bahwa agama selalu ada. Sudah cukup kita lupakan agama hanya sekedar ucapan, himbauan, dan slogan.
Kini, marilah menundukan kepala keangkuhan yang terkadang masih tegak menahan tengkuk ini. Marilah kita tengadahkan tangan seraya menghempaskan ketamakan yang acapkali merusak kebersamaan kita sebagai umat-NYA. Marilah kita bersujud kepada NYA. Memohon ampunan atas segala dosa yang masih mendera. Memohon pertolongan dan perlindungan NYA.
Besok, Sabtu, tanggal 10 bulan 7, selama 60 detik dimulai tepat pada jam 10 lebih 7 menit, serentak kita semua mengheningkan cipta seraya melafalkan do’a.
Dengan segenap duka yang coba kita rasa dari sebagian dari kita yang justru berada dihadapan pusara suaminya, ayahnya, ibunya, adiknya, kakaknya, anaknya, dan keluarga serta sahabat lainnya, kita bermohon kepada NYA agar melindungi bangsa ini dan warganya dari pandemi covid19.
Ya Allah, Ya Rabb, Tuhan Semesta Alam yang ketentuan hidup dan mati ada dalam genggaman-MU, lindungilah bangsa ini. Bangsa yang tanahnya pernah dijejak kekasih-kekasih MU, bangsa yang udaranya pernah dihirup para pemuja setia MU. Bangsa yang mengikrarkan diri bahwa ia tak akan pernah ada tanpa berkat karunia dan rahmat MU.
Ya Allah Ya Tuhan kami, kabulkanlah rintihan do’a-do’a kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar