Seorang teman berujar, "Tulisanmu di blog ini menarik, tapi bacanya pusing karena temanya berat". Teman lainnya bilang, "Pak, tulisannya memang sengaja ditulis tanpa kaidah penulisan formal ya". Kedua komentar itu saya terima dan tidak saya sangkal. Bahkan, jika digabungkan justru lebih menjelaskan apa yang selama ini saya tulis; tema (bisa jadi dianggap) berat, tapi coba disampaikan dengan tulisan ringan alias tanpa repot sama kaidah bahasa; salam sungkem sama ahli bahasa.
Tulisan ringan yang kami maksud itu sederhana saja memahaminya; tulisan tanpa ragu, tidak direpotkan dengan kelamaan mengukur kaidah bahasa, dan bahkan pilihan kata (diksi) pun bebas pilih. Apa yang terlintas, itu yang ditulis. Tapi kalau tentang apa itu "tema berat", kita perlu diskusi dulu nih karena ada beberapa kemungkinan sebuah tema disebut berat.
Bisa jadi, tema disebut berat karena untuk memahami tema itu butuh kening berkerut karena butuh tertegun beberapa saat memahaminya. Atau bisa pula tema disebut berat karena terkait dengan sesuatu yang tabu untuk diungkap apalagi dibahas. Atau tema disebut berat karena gagasannya yang tidak masuk akal atau tidak mungkin terjadi. Atau yang paling sederhana, tema divonis berat karena sang pembaca tidak menyukainya, for some reason.
Lalu mengapa tema dalam sebuah tulisan dianggap berat oleh anda?
Percayalah, saya tidak bermaksud menulis tema berat karena sepenuhnya saya tidak pernah batasi mau jenis tema apa tulisan yang saya sajikan disini. Tapi saya janji, bahwa anda tidak akan pernah temukan gaya penulisan kaku yang penuh dengan kaidah kebahasaan. Justru sebaliknya, blog ini dibuat karena saya ingin menyajikan gagasan personal saya dengan penulisan gaya seorang saya. Titik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar