Saat dihadapkan pada sesuatu untuk dilakukan, kita diberikan pilihan untuk melakukan atau tidak melakukan. Saat memilih itu, ada dua faktor yang menentukan; mau dan/atau mampu. Dua kata ini tidak sebatas kata, mau dan/atau mampu bermakna dalam bagi kita saat memilih untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
jiwa dan raga kita terlibat secara penuh. Maksudnya, hati (jiwa) menghembuskan inisiatif dan organ tubuh (raga) melakukannya. Namun melakukan ataupun tidak pun pilihan, bahkan pilihan pun diberikan pada jiwa dan raga secara terpisah.
Masih terngiang di pikiran saya salah satu dialog dalam film lawas Wong Fei Hung saat Master Wong mendidik Fei Hung anaknya berlatih kungfu. Saat sang anak kesulitan menaklukan salah satu rintangan dalam latihannya, Master Wong bertanya "Apakah kamu mau menyelesaikan latihan ini?". Fei Hung kecil menjawab sambil menahan sakit, "Mau, tapi tidak mampu...".
"Selama kamu masih mau, meskipun tidak mampu, kamu pasti akan berusaha dan berlatih keras. Tapi kalau sudah tidak mau, tak ada lagi yang bisa diharapkan!".
Kalimat sakti itulah yang ditukaskan Master Wong untuk melecut daya juang anak yang dididiknya. Transkrip singkat itu memberikan gambaran simple tapi jelas, betapa pentingnya "mau" dan "mampu".
Kemauan dan kemampuan bisa saja dibedakan. Kemauan berkaitan dengan kecenderungan hati atau perasaan, sedangkan kemampuan bertumpu pada skill atau keterampilan yang bisa karena pengetahuan atau pengalaman.
Di sisi lain, kemampuan dan kemauan pun dapat dipersamakan. Kemampuan penting untuk melaksanakan tugas yang dipercayakan. Demikian pula halnya dengan kemauan yang juga mempengaruhi kesungguhan dalam melaksanakan sebuah pekerjaan.
Lalu apakah kemampuan dan kemauan berada pada domain masing-masing atau dipastikan akan saling mempengaruhi? Pendapat kita tidak perlu sama, tapi mari kita langkahkan kaki ke petualangan reflektif berikutnya.
Sampai disini kita sama-sama melihat bahwa kemauan dan kemampuan akan sangat berperan dalam kualitas pekerjaan atau tugas yang dipercayakan kepada kita.
Selanjutnya, baca Bagian 2 tulisan ini [Memahami Mau dan Mampu (Bag. 2)].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar