Selasa, 25 September 2018

Salah Jurus

Salah satu hal yang paling berbahaya dalam cara kerja organisasi adalah tidak sesuainya desain yang dirancang oleh unit kerja pada jenjang pusat dengan keadaan atau kebutuhan yang dihadapi oleh unit kerja di bawahnya. Tidak 'nyambungnya' policy dengan real problem sebagaimana diudar diatas menjadi semakin akut saat menimpa organisasi yang berbentuk sentralistik dimana policy hanya pada level kantor pusat dan kantor di tingkat daerah hanya bergerak sebagai pelaksana dari general policy tersebut. Nah, di tempat anda bekerja, apakah terjadi salah jurus?

Berawal dari obrolan ringan selepas matahari tenggelam bersama beberapa kolega di tempat kami bertugas. Maklum, kondisi penumpukan kerjaan pada segelintir orang di sebuah unit kerja acapkali berimbas pada tembusnya jam kerja sampai larut malam. [meskipun tak dihargai sebagai kinerja lho].

"Saya kira teman-teman di daerah sudah terbiasa dengan teknis penyusunan dokumen ini, saat ini yang diperlukan adalah pendalaman tentang mengapa dokumen ini disusun." Demikian, saya melemparkan bahan diskusi santai tentang analisis jabatan yang menjadi tanggungjawab saya.

Seorang pegawai senior bertukas, "Masa sih? yang saya alami ketika kemarin di Jawa Timur malah sebaliknya. Mereka menunggu teknis detail tentang cara menyusun dokumen anjab, step by step". Nah lho. Kening masing-masing dari kami mulai berkerut.

baca artikel lainnya: Anti "Terlanjur Basah"

Dari sini sampai seterusnya obrolan kami mengalir dan bertumpu pada topik; besarnya potensi salah jurus dari kami yang bertugas di kantor pusat kepada teman-teman kami yang bertugas di daerah.

Kesadaran

Salah jurus tidak akan pernah diakui atau dianggap ada saat pengelola organisasi tidak menyadari potensi salah jurus itu ada. 

Posisi "kesadaran" menjadi penting dalam membahas potensi salah jurus ini karena tema ini hanya akan mengemuka disaat pengelola organisasi menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna, termasuk dirinya. 

Menyadari bahwa "saya ternyata keliru", tidak mudah dihadirkan karena namanya pengakuan itu sikap psikis yang maha berat apalagi terkait dengan kekeliruan. Sungguh, pengakuan atas kekeliruan tidak mungkin dianggap mudah. 

Salah jurus, tak akan pernah bisa diakui atau dibahas saat tidak didahului dengan kesadaran tentang adanya potensi itu. 

Pilih Solusi 

Cukup sekali saja menganalisis masalah, setelah itu segera tempatkan diri dan kerahkan energi pada solusi. Hal ini pun berlaku untuk menyembuhkan penyakit salah jurus ini. 

Setelah disadari potensi salah jurus itu, berikutnya lakukan analisis apa, dimana, dan seperti apa bentuk salah jurus ini. Saat tuntas analisis masalahnya, segera pilih solusinya. 

baca artikel lainnya: Menduga dalam bekerja

Jurus fokus pada solusi ini bukan meremehkan tahapan analisis masalah, tetapi kalau terlalu lama menganalisis masalah "salah jurus" ini hanya akan menjerumuskan kita pada saling menyalahkan dan ujungnya kelelahan di kubangan masalah. Lalu... kapan memilih solusi? 

Kini, apakah disadari oleh para pengelola organisasi potensi salah jurus ini? Lalu, bagaimana solusi untuk menghentikan pola salah jurus ini? Ini yang kita diskusikan di catatan berikutnya.

Tabik, 
WHS

Tidak ada komentar:

Gaya Melampaui Fakta

Perlu dinyatakan terlebih dahulu bahwa catatan ini bukan tentang dogma agama tentang takdir yang sepenuhnya hak Tuhan Yang Maha Kuasa. Ini a...