Sabtu, 07 Oktober 2017

Linearitas Program SDM

Program ke-SDM-an dibangun dengan berbagai sub-program yang pada dasarnya adalah integrated program and goals through various approaches. Saat hal ke-SDM-an dikelola parsial, saat itu pula terjadi dis-harmony. Linearitas program SDM menjadi mutlak.

Keberadaan organisasi itu dimulai karena berkumpulnya beberapa orang memiliki kesamaan ide, tujuan, harapan dan lain sebagainya. Keberjalanan organisasi pun disebabkan orang dalam organisasi itu bekerja dengan baik pada tugas dan fungsinya.

Karena itu pula, "orang" atau SDM dalam sebuah organisasi itu bukan komoditas yang bisa diperlakukan seenaknya, tapi diberdayakan. Karena keberdayaan organisasi sangat tergantung pada sumber daya manusianya.

Mempertegas posisi SDM dalam organisasi ini menjadi perlu dalam rangka merumuskan pola terbaik mengenai berbagai program yang terkait dengan SDM ini. Maju mundurnya organisasi akan sangat tergantung pada seberapa besar organisasi berinvestasi pada program SDM.

Mari kita kaji bersama-sama. 

Merujuk pada pendahuluan diatas, maka perlu dipahami bersama terlebih dahulu 2 (dua) premis berikut ini:

Pertama, organisasi berkepentingan pada kompetensi individu yang bekerja di dalamnya agar kinerja organisasi meningkat; dan kedua, setiap individu membutuhkan pola pengembangan kompetensinya. 

Dua premis itu dengan mudah menggiring pada kesimpulan bahwa organisasi harus menginvestasikan program pengembangan kompetensi SDM demi capaian kinerja organisasi. Namun tidak sedikit policy makers organisasi yang beranggapan bahwa kompetensi SDM bukan tugas organisasi, karena setiap individu berkewajiban menguasai kompetensi tertentu agar dapat bekerja di sebuah organisasi.

baca juga: era baru manajemen kepegawaian

Terlepas dari dua cara pandang yang secara diametris berbeda itu, tetap ada satu kesimpulan yang disepakati secara umum bahwa kompotensi SDM adalah kebutuhan semua pihak dalam organisasi. bukan hanya tanggungjawab unit kerja yang bertugas menangani SDM. Setiap unit yang ada dalam organisasi harus incharge dalam setiap program pengembangan kompetensi SDM.

Jika semua unit menginginkan SDM nya berkualitas, mengapa hanya membebankan penataan SDM ini ke unit lain?

Namun, karena semua unit diwajibkan bahkan berhak mengembangkan kualitas SDM di internalnya bukan berarti pula masing-masing unit melakukan treatment sendiri-sendiri tanpa koordinasi, tanpa grand design yang utuh dan terintegrasi.

Pada ranah itulah unit pengelola SDM mengambil perannya. Jika pengembangan SDM sudah terintegrasi dengan baik, maka semua unit organisasi akan berperan dalam program pengembangan kompetensi SDM tetapi bergerak dalam koridor yang dirancang oleh unit pengelola SDM. Inilah yang menjadi dasar bahwa linearitas dalam program pengembangan kompetensi SDM menjadi niscaya.

Catatan lainnya: 

Linearitas dimaksud dapat diartikan dalam beberapa perspektif. Pertama, unit manapun dalam sebuah organisasi yang memiliki program ke-SDM-an harus melaksanakannya melalui koordinasi terlebih dahulu dengan unit pengelola SDM. 

Kedua, unit pengelola SDM harus menyusun dan menetapkan master plan pengembangan SDM yang mengakomodir kebutuhan di seluruh unit kerja sehingga tanpa perlu koordinasi yang njlimet, setiap unit tinggal merujuk ke dokumen master plan itu saat akan meng-eksekusi kegiatan ke-SDM-an. 

Ketiga, Unit pengelola SDM hanya mematok beberapa program ke-SDM-an yang wajib dilaksanakan di setiap unit kerja, tetapi memberikan kelonggaran ke setiap unit kerja untuk memiliki program ke-SDM-an yang memiliki kekhususan dengan dinamika keorganisasian di unit tersebut. 

catatan lainnya: Organisasi-Pekerjaan: Mana Lebih Dulu?

Dalam perspektif yang manapun, linearitas pengembangan SDM pasti akan memberikan warna signifikan dalam potret organisasi. Toh organisasi itu dasarnya adalah sekumpulan individu, nah saat individunya itu sudah kita warnai merah, putih, hijau, atau warna apapun, maka gambar besar organisasi akan kelihatan jadi gambar apa. 


So, pejamkan mata... imajinasikan warna individual organisasi anda... gambar apakah yang terlihat dari organisasi anda? 


Mamuju, pertamakali datang sebagai orang Ortala. 

WHS

Gaya Melampaui Fakta

Perlu dinyatakan terlebih dahulu bahwa catatan ini bukan tentang dogma agama tentang takdir yang sepenuhnya hak Tuhan Yang Maha Kuasa. Ini a...