Saya tidak berpretensi untuk menyebut lakukan, tapi cukup sempatkan untuk melakukan helicopter view. Selain memang membuat kita berpikir general, helicopter view pun akan menjerumuskan kita meremehkan detail komponen. Oleh karena itu, cukup sesekali saja jangan menjadi main perpective.
Organisasi dibangun dengan nilai utama yang diterjemahkan pada visi yang jelas dan misi yang tegas. Lalu pada tahap teknis implementasinya, sekumpulan program digerakan untuk mewujudkan misi itu. Ketika program mulai diturunkan lagi menjadi seperangkat kegiatan, aktivitas, distribusi tugas, dan hal lainnya, maka jangan remehkan adanya potensi ketercerabutan antara hal kegiatan organisasi dengan nilai utamanya. Pada konteks inilah helicopter view dibutuhkan.
Memperhatikan konteks sederhananya, helicopter view adalah konsumsi para decision maker. Namun sajian menuju kesana harus disiapkan oleh sebuah tim yang memang memiliki kapasitas untuk melihat komponen organisasi dalam satu landscape terintegrasi.
Dengan menyempatkan diri sesekali melakukan helicopter view, the decision maker akan mampu merumuskan skema keputusan yang komprehensif instead of simptomatic. Jika selama ini masih muncul ego sektoral dalam organisasi pun perlu dicurigai karena jejaring antar komponen dalam organisasi itu tidak berhasil dijahit untuk sama-sama berkontribusi pada kinerja organisasi sesuai dengan cakupan tugasnya.
Simptomatic approach yang saya maksud adalah pola perumusan dan pengambilan keputusan terhadap sebuah masalah dengan hanya terfokus pada komponen letak terjadi atau penyebab masalah tersebut tanpa mempertimbangkan keterhubungannya dengan komponen lainnya. Pendekatan parsial seperti ini akan memunculkan gejala gali lobang tutup lobang sehingga masalah terus merebak silih berganti.
Jika anda percaya ada aspek dalam organisasi anda yang tidak terhubung sama sekali dengan aspek lainnya, jangan gunakan helicopter view. Jika sebaliknya, feel free to do so and you can see how wonderful your job...
sambil 'merayakan' anugerah terindah NYA dalam bentuk dirimu... tujuhbelasmaret
Tabik,
WHS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar