Sabtu, 16 Januari 2021

WFH Koq Malah Ngantor

Salah satu aktivitas yang termasuk paling populer jadi penanda masa pandemi adalah work from home. Tetap isi presensi in-out secara daring dan mengerjakan tugas kantor yang juga diserahkan secara daring. Betapa kuatnya ujian kejujuran para petugas WFH ini. Tanpa pengawasan pimpinan atau siapapun dari teman sepekerjaannya, ia tetap ngantor. Eit, koq ngantor? 

Nah, catatan ringan di akhir pekan ini tidak disajikan untuk mengernyitkan dahi. Cukup menjadi pengingat diri masing-masing tentang mengapa ada orang yang sudah jelas ditugaskan kerja di rumah tapi tetap ngoyo ngantor.

Demikianlah manusia ya. Disuruh makan, ngga mau. Eh pas diwajibkan puasa malah makan. Waktunya kerja malah ngantuk. Saat malam merayap, mata malah sampai pagi bersiap. Entah fenomena apa kita sebut seperti ini, tapi tidak sedikit yang berpolah seperti itu. Demikian pula topik kita hari ini. Sudah jelas ditugaskan kerja di rumah, eh malah ngantor. 

Jangan-jangan memang benar bahwa "You can buy a house, but you can't buy a home". 

Rumah sebagai sebuah bangunan fisik yang ada pintu, jendela dan sebagainya itu semuanya tetap semewah apapun masih bisa dibeli. Tapi tempat tinggal yang didalamnya ada kenyamanan, kebahagiaan, tempat berlindung, tempat berkeluh kesah, dan berbagai aktivitas sebuah "keluarga" itu tidak bisa dibeli.

Pasti klise kita bayangkan peribahasa itu, namun coba perlahan anda renungkan apakah rumah anda sudah menjadi tempat tinggal anda? Jika anda merasa berbahagia atau menemukan diri anda yang sesungguhnya saat anda diluar rumah, lalu mengapa anda teralienasi saat berkumpul bersama keluarga di rumah anda sendiri?

Coba pikir baik-baik. Bekerja itu, salah satunya dan sesungguhnya paling jelas, adalah untuk menafkahi keluarga yang ujungnya membahagiakan mereka. Nah, kalau sudah demikian lalu koq bisa keluarga diposisikan sebagai penghambat bekerja? 

Nampaknya kita harus mendiskusikan ulang dengan keluarga tema tentang hubungan kerja dan keluarga. Bagaimana bekerja didukung keluarga, dan keluarga dibahagiakan oleh pekerjaan kita. 

Karena perintahnya pun Work from HOME, not house. Jadi ini saatnya anda pastikan bahwa your house is your home as well

Jadi kalau dapat jatah WFH ya WFH saja tidak usah diganti jadi WFO yang toh ternyata isinya cuma ngopi sama teman kantor. Nah lho!

Tabik,

WHS

Tidak ada komentar:

Gaya Melampaui Fakta

Perlu dinyatakan terlebih dahulu bahwa catatan ini bukan tentang dogma agama tentang takdir yang sepenuhnya hak Tuhan Yang Maha Kuasa. Ini a...