Saat seseorang menanyakan alat bantu hitungan dzikir, sudah lumrah dan 'tanpa beban' kita sebut bahwa yang dimaksud itu adalah tasbih/tasbeh. Butiran kayu, batu, plastik, atau bahan lainnya yang diuntai dengan tali sejumlah angka tertentu, ya itulah tasbih/tasbeh yang lumrah, mudah, dan biasa dikenal masyarakat. Lalu apakah tasbih itu sesederhana butiran kayu teruntai itu? Check it out!
Tasbih: Ucapan Baik
Tasbih (تَسْبِيْح) adalah bentuk kata benda (noun/mashdar) yang asal katanya sama dengan sabbaha (سَبَّحَ) - yusabbihu (يُسَبِّح). Tentu banyak varian kalimat yang dapat disebut dengan tasbih, tetapi yang paling populer dan sederhana adalah kalimat Subhanallah (سبحان الله), maha suci Allah.
Para ulama mengajarkan bahwa kalimat tasbih adalah ucapan baik (kalimat thayyibah) yang diucapkan dalam dua keadaan. Pertama, saat kita terheran-heran dengan sikap seseorang; dan kedua saat kita melihat, mengetahui, atau mendengar kejadian besar, berat atau luar biasa. Misalkan, Allah SWT mencontohkan saat menguraikan peristiwa isra mi'raj yang luar biasa, dimulai dengan kalimat tasbih (QS Al-Isra: 1).
Selain dalam dua keadaan tersebut, kalimat tasbih pun dibaca setelah shalat fardhu sebanyak 33 kali, sebagaimana kalimat tahmid (Alhamdulillah) dan takbir (Allahu Akbar). Bahkan, didalam rangkaian bacaan shalat (sujud dan ruku'), kita pun membaca kalimat tasbih.
Memaknai Tasbih
Guna mendudukan topik pada porsi dasarnya dan tanpa bermaksud menyederhanakan, kita tarik terlebih dahulu kata tasbih pada makna dasarnya. Tasbih adalah mensucikan dan membersihkan. Namun, pensucian dan pembersihan yang dihasilkan dari proses tasbih tidak seperti tangan yang terkena najis lalu menjadi suci dengan cara tertentu dan juga berbeda dengan baju yang semula kotor lalu dicuci dan kemudian menjadi bersih. Tasbih bukan mekanisme lahiriah, tapi batiniyah atau spiritual.
Makna tasbih lebih ke arah mensucikan jiwa dan membersihkan diri. Dengan tasbih, kita meniadakan yang lain selain yang kita tasbihi. Saat kita bertasbih untuk Allah, maka kita mensucikan jiwa dan membersihkan diri kita dari selain Allah; terfokus hanya kepada Allah.
Saat mulut membacakan kalimat subhanallah, jiwa menunduk patuh pada haribaan-NYA, dan hati bening dan lapang hanya menerima-NYA sebagai Tuhan, Sang Maha Kuasa. Demikian, jika tasbih sudah digali dari dasarnya. Lalu bagaimana saat mengarungi lika-liku kehidupan, dimanakah tasbih berada?
Tasbih Kehidupan
Kita mulai dengan norma dasar terlebih dahulu bahwa semua dosa pasti akan diampuni oleh Allah Sang Maha Pengampun. Hanya satu dosa yang tidak akan diampuni-NYA, yaitu menyekutukan-NYA dengan yang lain atau Syirk yang pelakunya disebut Musyrik. Tapi jangan lupa disampaikan juga bahwa syirk pun diampuni asalkan bertaubat.
Menyekutukan Allah menjadi dosa besar terbesar (Akbar al-Kabair), salah satunya dikarenakan penyekutuan itu sama halnya dengan peniadaan-NYA. Karena, tidak disebut mengakui kekuasaan-NYA jika masih mengakui adanya "yang lain" yang ber-Kekuasaan sama dengan NYA. Mensucikan jiwa dan membersihkan hati dari hal lain selain Allah (tasbih) merupakan jurus jitu untuk menjauhkan diri dari Akbar al-Kabair semisal itu.
Berikutnya, dalam keseharian kita pun dihadapkan pada berbagai aktivitas yang terkadang berarsiran satu sama lain. Kita pun sering disibukan dengan berbagai peran berbeda yang terkadang saling bergesek-gesekan. Jangan merasa anda tidak berada dalam posisi itu, juga jangan anda merasa dalam posisi itu sendirian. Semua dari kita akan selalu berhadapan dengan kompleksitas hidup seperti ini.
Masalah yang beragam datang bersamaan serta peran yang berbeda menuntut dilakoni pada saat yang sama, membuat kita terjebak pada pilihan: "pilih satu, lupakan yang lain" atau "ambil semua secara bersamaan, meskipun sedikit-sedikit".
Sahabat, apapun pilihan yang diambil, jangan lupa, setiap tugas menuntut perhatian penuh dari kita. Jika tidak fokus, bukannya selesai tapi tugas itu akan berantakan, unaccepted, bahkan mengundang masalah baru.
Fokus adalah tafsir lain dari tasbih. Fokus dalam makna tasbih bukan sebatas mengarahkan perhatian pada pekerjaan, tapi juga tidak terganggu dengan apa yang akan didapat saat pekerjaan selesai. Fokus dalam makna tasbih bermakna ikhlas beramal.
Saat tasbih dialirkan pada keseharian, maka aktivitas apapun yang kita lakukan akan sepenuhnya terfokus pada tahapan pekerjaan itu. Hati tak pernah terganggu dengan reward yang akan didapat. Andaikan tidak ada reward pun, hati tetap nyaman. Hal itu karena hati sudah tasbih; fokus pada tugas, bersih dari hal selain itu.
Bertasbihlah dalam kehidupan ini agar Sang Maha Suci mentasbihkan hidup dan kehidupan kita.
Tabik,WHS