Mu'min, Muslim, Muhsin dan Mukhlish
Kita ulang lagi dengan pendekatan berbeda. Seseorang ketika ingin disebut mu'min (orang yang beriman), ia harus meyakini 6 rukun iman; beriman kepada Allah, Rasul-rasul-NYA, kitab-kitab suci-NYA, malaikat-NYA, hari akhir, dan taqdir baik dan buruk.
Adapun agar diakui sebagai seorang muslim (orang Islam), ia harus menjalankan 5 rukun Islam; mengucapkan dua kalimat syahadat (persaksian), melaksanakan shalat, membayar zakat, melaksanakan puasa, dan melaksanakan haji bagi yang mampu.
Tetapi untuk menjadi muhsin (orang yang bersikap ihsan), anda harus sekaligus menjadi mukhlis (orang yang bersikap ikhlas). Ihsan diwujudkan dengan ikhlas, karena ikhlas is the one and only prerequisite to be ihsan.
Ada beberapa perspektif yang akan digunakan untuk memahami ikhlas. Pertama, terdapat keterangan yang menyatakan bahwa ikhlas adalah salah satu rahasia Allah dari sekian banyak rahasia-NYA (sirrun min asraarillah). Dalam perspektif pertama ini, ikhlas menjadi the unreadable things yang menghentikan pola pemahaman apapun karena "Rahasia Allah", apalagi yang bisa didiskusikan. Titik.
Kedua, ikhlas adalah pola penghambaan (ibadah) yang paripurna karena seolah-olah pelakunya dapat melihat Allah SWT dan jika ia tidak mampu maka cukup ia beribadah dengan keyakinan dasar bahwa Allah SWT melihat setiap gerak-gerik lahir maupun batinnya.
Dalam perspektif kedua ini, kita dapat memahami bahwa ikhlas dipahami pada dua level yang berbeda. Jadi ada mukhlish (orang ikhlas) yang dikategorikan advance level, ada juga yang cukup pada basic level.
Advance level dari ikhlas jelas membutuhkan basis spiritual kualitas juara. Bayangkan ia sanggup beribadah dengan kualitas sedemikian unggul sampai ia tenggelam dalam keindahan-NYA sehingga seolah-olah ia dapat melihat-NYA. Asumsinya adalah jika seseorang dianugerahi kualitas ibadah sedemikian unggul itu, maka ia tak akan pernah mampu lagi memalingkan jiwa raganya ke selain DIA. Ini ikhlas super premium.
Adapun ikhlas basic level hanya lah mengembalikan kita ke dasar aqidah, yaitu beribadah dengan bermodalkan keyakinan bahwa Allah SWT itu maha melihat. Benar-benar basic level, bukan?
Perspektif pertama dan kedua yang diurai diatas pada kesimpulannya kemudian meletakan ikhlas, yang merupakan satu-satunya kriteria ihsan itu, sebagai tools yang dapat mempersembahkan keyakinan pada enam rukun iman dan pelaksanaan pada lima rukun islam agar kesemuanya layak dipersembahkan kepada NYA.